Selasa, 05 Februari 2013

Pengaruh Lama Hemodialisis 4 Jam (Durasi 1 Kali Sesi HD) Terhadap Standar Blood Ureum Nitrogen (BUN) Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Reguler


Oleh: Anies Nieke Purwanti1, H.A. Syukri Pasaribu2, Joko Sutrisno2
Latar Belakang: Hemodialisis (HD) sebagai salah satu tindakan / terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal stadium akhir merupakan tindakan penyelamat bagi pasien, adekuasi hemodialisis sampai saat ini masih menjadi masalah tersendiri, sebab hampir semua pasien masih mendapatkan nilai blood ureum nitrogen cukup tinggi setelah hemodialisa
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh lama hemodialisis 4 jam (durasi 1 kali sesi HD) terhadap standar blood ureum nitrogen Pada pasien yang menjalani hemodialisa.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan one short case study . Penelitian Ini dilaksanakan di ruang Hemodialisa RSUD Gambiran Kediri Pada Tanggal 1 – 30 September 2011. Subyek penelitian adalah pasien yang menjalani hemodialisa dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyaak 15 responden yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi. Data dianalisis menggunakan Uji Paired Test.
Hasil: Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu keseluruhan responden yaitu 15 responden (100%) hasil BUN pre HD diatas 20 mg/dl yaitu nilai BUN 53-114 mg/dl dengan p value 0,345> α=0,05,hasil BUN post HD 15 orang (100%) hasil BUN diatas 20 mg/dl yaitu nilai BUN 27-57 mg/dl dengan p value 0,487. Hasil analisa tidak ada pengaruh lama hemodialisa 4 jam (durasi 1 kali sesi HD) terhadap rasio reduksi ureum (RRU) pada pasien yang menjalani hemodialisa reguler dikarenakan nlai ρ value 0, 764 > α: 0,05.
Kesimpulan: Rasio reduksi ureum yang adekuat pada post hemodialisis disebabkan oleh beberapa faktor diantaranga durasi hemodialisa dalam satu minggu idealnya 3 kali hemodialisis dengan waktu 4 jam satu kali sesi hemodialisis, umur, penyakit penyerta, sumber daya manusia, akses vaskuler dan hasil laboratorium sangat berpengaruh terhadap keadekuatan hemodialisis.
Kata kunci : Lama Hemodialisis, Rasio Reduksi Ureum
Pendahuluan
Hemodialisis (HD) sebagai salah satu tindakan / terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal stadium akhir merupakan tindakan penyelamat bagi pasien, disamping cangkok ginjal dan Peritoneal Dialisis (PD) sebab pada pasien gagal ginjal stadium akhir atau Gagal Ginjal Terminal (GGT) dimana ginjal pasien sudah tidak berfungsi, akan timbul berbagai keluhan dan kelainan fungsi tubuh, dan bila tidak dilakukan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) maka pasien akan meninggal dunia dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Berdasar data dari Instalasi Hemodialisis RSUD Gambiran Kediri pada bulan April tahun 2011 terdapat sekitar 75 pasien Gagal Ginjal Terminal (GGT) yang menjalani hemodalisis regular dengan frekuensi rata-rata 2 kali seminggu (4-5 jam) yang dibagi dalam 8 pasien setiap kali hemodialisa dengan pelayanan 3 kali shift.
Terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi adekuasi hemodialisis antara lain : sumber daya manusia, pemakaian dialiser (single use-reuse, high efficiency – low efficiency, jenis membrane dialiser), durasi/lamanya hemodialisism resirkulasi, jenis dialisat dan lain-lain. Dengan memperhatikan dan mengeliminasi faktor-faktor penyebab under dialysis  (dialysis yang tidak adekuat) diharapkan tindakan dialysis yang dilakukan dapat lebih adekuat sehingga kualitas hidup pasien bisa lebih baik, produktif dan angka harapan hidup meningkat.
Dari uraian tersebut diatas peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lama Hemodialisis 4 jam (Durasi 1 kali sesi hemodialisis ) Terhadap Standar Blood Ureum Nitrogen (BUN) Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Reguler di Instalasi Hemodialisis RSUD Gambiran Kediri” yang mudah-mudahan dapat memberi jawaban dan solusi atas permasalahan tersebut.  
Metode
Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Rancangan one group pra-post test design. Dalam rancangan ini kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi atau perlakuan, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Rancangan ini termasuk eksperimen, ciri tipe ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Populasinya dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani hemodialisis di Instalasi Hemodialaisis Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan sampel sebanyak 15 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dam esklusi dari tanggal 1 – 30 September 2011. Dimana kriteria inklusi adalah:
1)        Pasien yang menjalani hemodialisis 2 kali seminggu
2)        Pasien yang menjalani hemodialisis dengan durasi 1 kali sesi hemodialisis  4  jam.
3)        Pasien yang menjalani hemodialisis dengan menggunakan dialiser 1-3 kali pemakaian.
4)        Pasien dengan akses vaskuler yang baik / akses vaskuler lancar.
5)        Bersedia menjadi responden.
6)        Pasien yang menjalani hemodialisis dengan dialiser FB 15O TGA.
7)        Pasien yang menjalani hemodialisis dengan Quick Blood (QB)  ≤ 200 ml/ menit
Varibel independen lama hemodialisa 4 jam (durasi 1 kali sesi HD) dan variabel dependen standar blood ureum nitrogen,
Pembahasan
Pengaruh lama hemodialisa terhadap Blood Ureum Nitrogen (BUN)
   Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan nilai signifikasi dengan menggunakan uji t paired diketahui nilai nilai p - value 0,000. Signifikasi hubungan menggunakan nilai p - value < α dengan tingkat kesalahan 0,05. Karena    nilai p –value 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa ada pengaruh lama hemodialisa 4 jam (durasi 1 kali sesi HD) terhadap standar blood ureum nitrogen (BUN) pada pasien yang menjalani hemodialisa reguler di Ruang Hemodialisa RSUD Gambiran Kediri tanggal 1-30 September 2011.
Keadekuatan atau adekuasi hemodialisis di Indonesia masih mendapatkan nilai adekuasi dibawah standar minimal dengan nilai Blood ureum nitrogen (BUN) > 20 mg/dL sedangkan National Kidney Foundation-Dialysis Outcome Quality Initiative (NKF-DOQI) memberi batasan bahwa HD harus dilakukan dengan BUN > 20 mg/dL(Gatot, 2003).
  Adekuasi hemodialisis ini dapat diketahui dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan pemeriksaan Blood Ureum Nitrogen (BUN), cara ini paling sederhana dan paling sering digunakan dibanding dengan cara yang lain. Masalah adekuasi hemodilisis akan membawa dampak yang sangat besar, seperti kualitas hidup yang rendah, tingginya tingkat ketergantungan terhadap orang lain, produktifitas menurun, angka kematian yang tinggi disamping kerugian materi yang besar pula (Gatot, 2003). Menurut Palmer (1999)dalam Effendi (2010), meningkatkan Quick blood (Qb) sampai 400 ml/menit atau lebih dan meningkatkan Quick dialysate (Qd) sampai 800 ml/menit merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan adekuasi hemodialisis.
Sumber daya manusia juga sangat berpengaruh terhadap keadekuatan hemodialisa. Kebanyakan pasien yang sudah dalam keadaan usia dewasa lanjut yang banyak sekali keterbatasan tentunya akan memperburuk keadaan, kesenjangan teori dengan hasil penelitian kemungkinan karena banyak sekali faktor yang berpengaruh diantaranya kemungkinan karena dialisernya karena dialiser merupakan ginjal buatan dimana tempat berlangsung proses hemodialisa jika terdapat trombus atau bekuan darah dalam membran ini dapat mengurangi luas permukaan dialiser disertai penurunan klirens dan kemampuan membuang cairan  sehingga dialiser ini sebelum digunakan ke pasien harus benar-benar dicek secara rutin dan akurat fungsinya karena jika ada sedikit saja gangguan pada dialiser ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari hemodialisa, selain itu kemungkinan juga adanya faktor akses vaskuler, seringnya penusukan pada vena yang sama dalam jangka waktu yang lama menyebabkan vena menjadi rapuh dan berkurang fungsinya tentunya hal ini juga dapat menyebabkan kelancaran proses hemodialisa, ketidakefektifan ini memperburuk keadekuatan hasil hemodialisa walaupun pasien telah menjalani hemodialisa rutin dengan durasi yang tepat setiap sesinya.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan, Palembang, EGC
Fajar, Ibnu, dkk. (2009). Statistika Untuk Praktisi Kesehatan, Malang, Graha Ilmu
Gatot, Dairot. (2003). Rasio Reduksi Ureum Dializer 0,90; 2,10 dan 2 Dializer Seri 0,90 Dengan 1,20. [Internet]. Bersumber dari:
<http//library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-dairot%20gatot.pdf>
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data, Jakarta, Salemba Madika
Indonesian Nephrology Nurse Association (PPGII) Meeting and Symposium, 28 -30 November 2008, Hotel Horison Bandung, Buku Program Abstrak dan Makalah Lengkap, Simposium Perhimpunan Perawat Ginjal Intensif Indonesia, Bandung - tidak dipublikasikan
Indonesian Nephrology Nurse Association / PPGII. (2010). 2nd Report of Indonesian Renal Registry 2009, Bandung - tidak dipublikasikan
Kolf. Willem. (2004). Develops a Dialysis Machine. [Internet]. Bersumber dari: <http//www.knowplay.com/media/MicrosorVEncarta deluxe>
Luknis, Sabri. Hastono, Sutanto Priyo. (2008). Statistik Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta, Rajawali Pers
Notoatmojo, Soekidjo, Dr. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta, Rineka Cipta
Nurrsalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Panduan Skripsi, Tesis dan Metode Penelitian Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika
Pelatihan Perawat Mahir Hemodialisa. (2003). Instalasi Hemodialisis RSUD Dr. Soetomo, Surabaya - tidak dipublikasikan
Peatihan Perawat Mahir Hemodialisa. (2010). Instalasi Hemodialisis RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang - tidak dipublikasikan
Perhimpunan Nefrologi Indonesia / Pernefri. (2003). Konsensus Dialisis, Jakarta - tidak dipublikasikan
Pertemuan Tahunan Nasional Perhimpunan Perawat Ginjal Intensif Indonesia (PPGII), 6-8 November 2009, Hotel Java Paragon, Buku Acara dan Makalah, Surabaya - tidak dipublikasikan
Sandjaja dan Herijanto, Albertus. (2006). Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustaka
Santoso, Gempur. (2007). Metodologi Penelititan Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya, Prestasi Pustaka
Sinar Roda Utama. (2003). Pengenalan Umum Water Treatment dengan Reserve Osmosis System dan Mesin Hemodialisis, Surabaya - tidak dipublikasikan
Sukandar, Enday. (2006). Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis, Bandung, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD / RS. Dr. Hasan Sadikin
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Copyright © Sharing and Health Education | Powered by Blogger