Rabu, 09 Oktober 2013

Toilet Training, Latihan Mengontrol Berkemih dan Defekasi


Toilet Training atau biasa dikenal dengan latihan BAB (Latihan Defekasi) dan BAK (Latihan Berkemih), terjadi sekitar usia 18 dan 24 bulan, saat kontrol volunter sfingter anal dan uretra tercapai.
Pada tahap ini memerlukan kesiapan psikologis anak, anak harus mampu mengeluarkan, menahan dan juga mengkomunikasikan sensasi ini kepada orang tua. Biasanya kesiapan psikologis dan fisiologis belum lengkap sebelum anak usia 18 sampai 24 bulan. Sebab pada masa ini, anak telah menguasai mayoritas keterampilan motorik kasar yang penting, sudah bisa mengkomunikasikan hal hal penting, menyadari kemampuan mengontrol diri dan memuaskan orang tua.
Menurut Luxem and Christophersen (1994) latihan defekasi lebih cepat dan mudah daripada latihan berkemih. Sensasi defekasi (BAB) lebih kuat, lebih teratur dan lebih mudah diramalkan serta dapat menarik perhatian anak. Banyak yang belum menyelesaikan latihan berkemih pada usia 4 dan 5 tahun dan bahkan penyelesaian latihan yang lebih dari usia tersebut masih normal.
Banyak teknik yang dapat membantu ketika memulai latihan, salah satunya pemilihan tempat duduk berlubang untuk eliminasi (Potty Chair) dan atau penggunaan toilet. Kemudian tempat duduk yang kakinya menjejak dilantai membuat anak merasa nyaman dan aman.
Anak laki-laki bisa memulai toilet training dengan posisi berdiri atau duduk/jongkok ditempat yang telah disediakan, meniru ayahnya selama masa prasekolah merupakan dorongan motivasi yang sangat kuat.
Sesi latihan harus dibatasi pada 5 sampai 10 menit, orang tua harus tetap mendampingi anak dan mengajarkan kebersihan (membersihkan) setiap kali selesai berkemih ataupun defekasi.
Selalu memberikan pujian positif disetiap tindakannya, serta memakaikan pakaian yang mudah dilepas, selain itu juga memberikan contoh bagaimana berkemih ataupun defekasi yang benar sangat dianjurkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah memukulnya bilapengeluaran eliminasi tidak pada tempatnya dan cara kontrol negatif HARUS dihindari (Taubman, 1997).
Anak mengompol disiang hari di tempat yang tidak semestinya adalah hal yang biasa terutama pada periode aktivitas intensif, anak kecil jika sudah bermain terkadang melupakan berkemih jika tidak diingatkan, oleh karena itu anak-anak harus sering diingatkan dan diantar ke wc/toilet/rest room.


Source;
Wong’s Essentials Of Pediatric Nursing, 6th Ed, Mosby Inc

Baca Juga: 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Copyright © Sharing and Health Education | Powered by Blogger