Menjadi orang tua bukan hal yang mudah. Semua orang tua menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya, hingga terkadang sampai terlalu memanjakan anak tersebut walaupun dengan tujuan untuk kebaikan anak.
Berikut penulis mencoba mengulas beberapa hal cara memandirikan anak dari berbagai sumber:
- Ajarkan anak untuk tidak melemparkan kesalahan. Saat anak jatuh tersandung batu/kursi, jangan mengatakan "Batunya nakal" lalu memukul batu/kursi tersebut. Hal ini dapat membuat anak akan menyalahkan pada benda/orang lain dimasa depan.
- Biarkan anak bermain dengan bebas dan menjelajahi dunianya. Jangan melarang melakukan hal tersebut, dengan itu anak akan mendapatkan pengalaman eksplorasi untuk dirinya. Dengan melarang justru akan membuat anak semakin penasaran dan akan membahayakan sebab anak akan mencari pelarian yang salah dikemudian hari. Pengawasan sangat diperlukan, bukan melarang anak. Biarkan anak jatuh ditanah, tersiram air dan lain-lain, selama tidak membahayakan (jika lecet, basah, tidak terlalu membahayakan)
- Bila anak terlibat masalah di sekolah atau tempat bermain, ketahui dahulu penyebabnya, ditanyakan dahulu pada orang-orang yang terlibat atau melihat kejadian, jangan langsung menyalahkan atau membela anak.
- Jika anak mengalami kekecewaan, tidak perlu orang tua langsung bertindak, tunggu beberapa waktu, latih anak untuk menyelesaikan masalahnya. Jika anak terus murung barulah orang tua berusaha membantu mencari jalan keluar.
- Biarkan anak belajar dari kesalahannya. Saat anak lupa tugas sekolahnya, sebaiknya orang tua tidak langsung turun ikut membantu anak/mengambil alih tugas anak. Bisa jadi anak akan dihukum oleh gurunya, tapi hal itu akan menjadi pelajaran bagi anak, di masa depan, anak tidak akan lalai lagi.
- Jangan membuat mainan/barang sebagai alat untuk membuat anak kembali senang atau bahagia. Hal ini sulit, tetapi harus dilakukan. Orang tua biasanya tidak tega melihat air mata anak, tetapi jika anak kalah dalam sebuah kompetisi, jangan langsung membelikannya mainan atau barang yang anak sukai. Anak akan berfikir semua masalah bisa diselesaikan secara mudah dengan materi.
- Pelajari cara ibu-ibu zaman dahulu merawat anak. Ibu-Ibu zaman dahulu tidak serta merta datang hanya karena anaknya diomeli/dimarahi gurunya. Anak harus belajar menghadapi setiap masalahnya.
- Ajari anak untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik terlebih dahulu. Jangan langsung mengadu ke orang tua. Katakan pada anak bahwa ibu dan ayah memang mencintai dan mendukungnya, namun anak juga harus bisa mencari jalan keluarnya sendiri.
- Sadarilah bahwa orang tua tidak selalu mampu mengubah keadaan. Jika anak terlambat bangun, apakah orang tua dapat mengundur jam masuk sekolah? Anak harus menghadapinya. Jadilah pendengar yang baik untuk anak, kadang anak tidak memerlukan bantuan orang tua. Anak hanya ingin punya orang yang selalu siap mendengarkan. Ternyata tindakan ini tanpa harus membuka mulut, tetapi sangat penting bagi anak. Berilah jalan keluar atau nasehat jika mereka meminta atau jika kita rasa saatnya memang tepat, selebihnya biarkan anak yang menanganinya.
- Jangan tergoda untuk selalu membantu anak atau mengendalikan kehidupannya. Ketika anak mengalami kesusahan, kelihatannya memang lebih mudah untuk langsung turun tangan dari pada membiarkannya belajar hikmah dari kejadian tersebut, tapi ketahuilah bahwa ini jauh lebih bermanfaat baginya dimasa depan. Anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bijaksana. Ia akan mampu membedakan yang baik dan buruk.
- Sadarilah bahwa kita tidak mungkin menciptakan lingkungan yang benar-benar aman untuk anak kita. Orang tua tidak mungkin melindungi anak terus menerus. Jika kita terlalu sering melindungi anak, bisa-bisa anak menjadi kurang pergaulan dan tidak tahu apa-apa. Anak justru tidak bisa bersaing dengan anak lain.
- Sebagai orang tua memang harus melindungi anak, merawat anak, akan tetapi sadarilah diri orang tua sendiri juga haruslah dirawat. Bagaimana akan menolong dan membantu anak jika akhirnya orang tuanya menjadi sakit dan anak menjadi terabaikan.
- Selalu libatkan partisipasi keluarga lain, seperti Kakek, nenek atau paman anak dalam mendidik anak.
Semoga bermanfaat.